ORAMI Kulwap X Mentari Anakku : Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Halo teman-teman semua, selamat siang. Apa kabar? mudah2an semua sehat yaaπ
Perkenalkan saya Firesta Farizal, M.Psi., Psikolog, biasa dipanggil Etha.
Saya Psikolog Klinis Anak dan juga direktur dari Klinik Psikologi Mentari Anakku
Saya juga ibu dari 2 anak
Mentari Anakku merupakan Klinik Psikologi dan Pusat Terapi Anak di bawah PT Restu Bunda Mandiri. Klinik ini didirikan dengan tujuan untuk membantu keluarga dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Sesuai dengan tujuan tersebut, kami menyediakan berbagai layanan seperti konsultasi mengenai anak dan remaja dengan Psikolog dan berbagai jenis terapi seperti Terapi Sensori Integrasi, Terapi Wicara, Terapi Perilaku, Terapi Perilaku Berkelompok (Rainbow Class), Terapi Okupasi, Terapi Edukasi, Play Therapy, dengan didukung oleh para Psikolog dan Terapis yang berpengalaman dan mencintai dunia anak.
Oke, hari ini, kita akan membahas mengenai Menerapkan Disiplin Positif Pada Anak.
Moms disini apakah sudah pernah mendengar mengenai konsep Disiplin Positif?
ini saya share dulu materinya yaa, bisa dibaca dulu, nanti kita diskusi ππ
QnA
Pertanyaan 1
nanda - tangerang
punya anak perempuan 21bulan
terkait poin ke-5 dari materi,
bgmn apabila justru si anak berada pada kondisi yg "mudah menyerah"? π
_ayo dilepas sendiri celana nya_
"tidak mau", "tidak bisa", "bun, tolongin" π§π»
kalau dr sudut pandang saya, pd kegiatan yg msh ringan yg seharusny si anak mau & mampu, kadang dia enggan walau sudah sambil disemangati π₯
jiwa berkompetisi/ mengikuti tantangan ny kurang, bgtu kira-kira
Halo Mom Nanda,
kalau menurut saya, mungkin ucapan-ucapan seperti "tidak mau" "tidak bisa", "bun tolongin", muncul karena anak belum yakin dengan kemampuan yang ia miliki. Kita bisa bantu supaya ia jadi lebih yakin dengan kemampuannya. Tentunya tapi butuh waktu dan proses. Berikut beberapa hal yang saya sarankan ya mom:
- Coba perhatikan, di situasi seperti apa saja anak bilang "tidak mau" atau "tidak bisa". kalau kita ada di dekat anak dan kita lihat prosesnya, maka, sebelum anak menyerah, kita bsia berikan bantuan sedikit.
- Bantuan sedikit diberikan sesuai dengan kemampuan anak saat itu, agar ia tidak merasa frustrasi. Misalnya anak mau lepas celana, kita bisa bilang: "yuk kita lakukan sama2. Kamu pegang ini, Bunda pegang ini ya, ayo kita tarik bersama2"
- Jangan lupa kita berikan apresiasi atas usahanya, misalnya "wah kamu hati-hati sekali menariknya, jadi berhasil deh", atau "wah bunda senang sekali bisa kerjasama dengan kamu" atau "kamu makin lama makin jago buka celana sendiri loh Nak, Bunda cuma kasih bantuan sedikit"
- Lakukan konsisten, pelan-pelan kurangi porsi bantuan kita, dan perbanyak porsi anak, sampai pada akhirnya ia yakin untuk melakukan prosesnya sendiri dari awal sampai akhir.
Semakin banyak pengalaman-pengalaman seperti ini, maka anak akan semakin yakin dengan kemampuan yang ia miliki.
selamat mencoba ya mom π
Pertanyaan 2
Lestari#Bekasi#5Tahun
Selamat Singa Mom Ghea & Mom Firestaπ
Bagaimana cara yg mudah mengajarkan metode disiplin positive kepada anak kita,jika anak selalu lalai dgn tugasnya/suka lupa moms,dan bolehkah anak kita tegaskan dgn intonasi suara tinggi agar anak bisa lebih disiplin sejak dini? Terimakasih ya momsπ
Halo, selamat siang mom Lestari,
memang tantangan ya mom, mengingatkan anak untuk bisa mengingat tugasnya, agar ia tidak lalai terhadap hal-hal yang seharusnya ia lakukan.
Beberapa hal yang bisa dicoba dilakukan adalah:
- Menyepakati aturan dan jadwal harian, misalnya kapan harus mengerjakan tugas A, kapan tugas B, dst. Usahakan melibatkan anak dalam proses ini. Kita bisa tanya ke anak: menurut kamu, jam berapa enaknya kamu mengerjakan tugas A? berapa lama kamu butuh waktunya? Kalau tugas B?. Saat anak dilibatkan, biasanya ia akan menjadi lebih berkomitmen.
- Aturan dan jadwal yang sudah disepakati bisa ditulis dan ditempel di kamar anak
- Jangan lupa untuk selalu memperhatikan dan memberikan apresiasi terhadap usaha yang anak lakukan, sekecil apapun itu. "wah kamu inget loh hari ini harus melakukan tugas A, terimakasih ya Nak", "Hebat sekali anak Mama, makin lama makin mandiri, ga usah mama ingetin udah inget loh", dst.
Selamat mencoba moms,
Kita juga butuh ingat bahwa anak butuh berproses. Terus ingatkan, apresiasi, dan berikan dukungan anak dengan cara-cara yang positif. kalau dilakuakn dengan konsisten pasti ada hasilnya.
Intonasi dengan suara tinggi apakah maksudnya tegas atau marah? Kita butuh tegas, namun tidak galak π Tegas berarti konsisten. Terkadang mungkin kita butuh menekankan intonasi kita saat bicara pada anak, namun bukan berarti kita berteriak apalagi memaki anak.
Kalau kita membuat anak takut, mungkin saja ia akan melakukannya, tapi apakah perilaku itu akan bertahan? biasanya tidak π
Justru sebaliknya, saat anak merasa bahwa usahanya dihargai, ia akan memandang dirinya dengan lebih positif, dan lebih mungkin untuk mengulang perilaku-perilaku positif di kemudian hari.
Tidak mudah memang, tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan, semangat ya mom π
Pertanyaan 3
Nama: Retty Susila Ningrum
Domisili: Bandung
Usia anak: 9 bulan
Pertanyaan:
Hal hal apa saja yang bisa membantu untuk mensukseskan penerapan disiplin positif pada anak? Bisa dimulai sejak usia berapa untuk mengajarkannya, dan bagaimana contoh dalam kehidupan sehari hari?
Hai Mom Rety,
Bisa dimulai dari usia berapa? sedini mungkin bisa dari bayi. Disiplin bukan berarti kita menerapkan aturan yang ketat ya mom. Disiplin justru bicara tentang kontrol diri, yang mana butuh dibangun sejak dini.
Sebagai contoh, untuk anak usia 9 bulan, saat ia melempar-lempar mainannya (ini biasanya hal yang umum karena anak bayi senang eksplor dan suka mendengar suara saat benda terjatuh) Bisa saja kita biarkan, namun setelah selesai, kita bisa ajak anak, bisa arahkan sambil pegang tangannya untuk kembalikan mainan ke kotaknya. Ini hal sederhana, tapi kalau kita lakukan konsisten, anak akan belajar untuk mengembalikan barang ke tempatnya setelah selesai digunakan.
ini contoh saja, bisa ada banyak contoh2 lainnya di situasi sehari-hari.
intinya kita membiasakan hal yang baik, dengan cara yang baik. dan dilakukan dengan konsisten.
Karena yang membantu mensukseskan penerapan disiplin positif pada anak salah satunya adalah konsistensi.
mudah2an terbayang ya mom π
Pertanyaan 4
Nama : Ninin
Usia si kecil : 33 bulan
Domisili : kaltim
Pertanyaan ; bagaimana cara mendisiplinkan anak, sedangkan orang tua nya sendiri tidak disiplin atau tidak terarur dalam kesehariannya.
Hai mom Ninin,
Hehehe iyaaa kadang-kadang kita berharap anak kita disiplin, padahal ktia sendiri sulit ya untuk disiplin mom.
Kalau menurut saya mungkin bisa dimulai dari mom Ninin berdiskusi bersama suami mengenai hal-hal apa saja yang menurut mom Ninin dan suami penting untuk dibangun dan dibiasakan kepada anak. Setiap keluarga punya nilai-nilainya masing-masing. Kita bisa pilih2 sebetulnya, kebiasaan apa yang penting kita bangun sejak dini dengan konsisten.
Sebagai contoh, ada keluarga yang menekankan bahwa anak sejak dini harus duduk di kursi dan meja makan setiap kali makan. ada juga yang memandang hal tersebut tidak penting, yang lebih penting adalah mengajarkan anak untuk membereskan mainannya.
Jadi mom dan suami bisa menentukan, hal-hal apa saja yang penting untuk mom dan suami dan mau dibiasakan kepada anak.
Tentu memang semua hal dimulai dari kita mom :) Anak-anak belajar dari melihat contoh. Jadi, saat kita mau membentuk kebiasaan tertentu pada anak, kita pun butuh konsisten menunjukkan hal itu kepada anak lewat perilaku kita sebagai orangtua.
Mudah2an bisa dicoba didiskusikan dengan suami dan dilakukan bersama2 ya mom. semangat π€
Pertanyaan 5
Tami- Tangsel - 5 th
Ingin tanya, bagaimana agar anak mau untuk belajar mengembalikan mainan yang sebelumnya sudah diambil? Bila bersepakat katanya iya, lalu setelahnya belum bisa berjalan. Sebenarnya bisa tdk ya di usia segini?
Hai Mom Tami,
Kita bisa membiasakan anak untuk bertanggungjawab dengan barangnya sejak dini, apalagi di usia si kecil yang saat ini 5 tahun.
Caranya adalah dengan betul-betul konsisten melakukannya. Saat kita mau anak membereskan mainannya, maka kita ada di sebelah anak untuk memastikan bahwa ia membereskan mainannya. Situasinya dapat dibuat menyenangkan, seperti: "wah mainan-mainan ini ingin pulang ke rumahnya, ayo kita kembalikan ke rumahnya yuk" usahakan kita juga ada disitu, membantunya, mengarahkannya, dan memberikan dukungan kepadanya. Kalau perlu memegangi tangannya untuk pelan-pelan memasukkan mainan ke kotaknya.
Pembiasaan butuh konsistensi.
Konsisten berarti apa yang kita ucapkan sesuai dengan yang kita lakukan.
Jadi, kalau kita bilang: "mainannya yang ini harus diberesin ya sebelum keluarin mainan yang lain" Maka jangan sampai anak bisa mengeluarkan mainan lain sebelum mainan sebelumnya dirapikan.
Jangan sampai mengatakan hal-hal yang ga mungkin kita lakukan, contoh: "Kalau mainannya tidak dirapikan, mama buang ya" kan ga mungkin yaa kita buang terus mainannya setiap kali anak ga beresin mainan? kan mahal belinya π
Jadi kalau ga mungkin kita lakukan, jangan kita ucapkan. Karena, kalau kita sering mengucapkan hal-hal yang tidak mugnkin kita lakukan, maka lama kelamaan anak bisa jadi menyepelekan omongan kita.
Konsisten juga berarti apa yang kita lakukan hari ini, akan kita lakukan besok, lusa, dan seterusnya.
jangan sampai hari ini harus beresin mainan, tapi besok gapapa ga beresein, besoknya lagi kita marah-marah karena ga diberesin, trus besoknya lagi yaudah deh kita aja yang beresin, dst.
Gitu kira2 mom. ini butuh proses yaa, jadi selamat berproses π
Pertanyaan 6
Nama: Lika
Domisili: Tuban, Jatim
Usia anak: 4th 5bln
Pertanyaan:
Siang moms, anak sy cenderung aktif, jarang bisa diam meskipun lagi duduk. Diam hanya pas lagi tidur pulas saja. Kalau pas lagi main sama teman dia susah bahkan tidak mau berbagi mainan. Kalau dipinjam pasti langsung di ambil paksa sambil teriak2. Sudah berulang kali sy kasih pengertian & sugesti tiap sblm tidur tp masih sj sama.
Trimakasih momsππ»
Halo Mom Lika,
Memang berbagi bukan hal yang mudah untuk anak. Tapi bisa kita latih pelan-pelan. Latihannya bisa dimulai di rumah. Mom bisa mengajak anak untuk bermain bersama, sambil bermain, mom bisa meminjam mainan yang sedang ia pegang, lalu lihat reaksinya. Kalau ia belum mau meminjamkan kita bisa bilang "oke kamu sepertinya belum mau meminjamkan, mungkin kamu masih asyik yaa mainnya. Nanti kalau udah selesai mainnya boleh ya pinjemin mama sebentar" Jadi jangan kita paksakan.
Kita juga bisa berikan contoh dari diri kita. Misalnya, kita sedang makan sesuatu, lalu kita bilang "ini punya mama, tapi sepertinya kamu kepengen, mama mau kok berbagi sama kamu, nih cobain deh". atau saat sedang memegang sesuatu yang menarik perhatian anak kita juga bisa bilang "Mama suka banget, tapi mama mau pinjemin kamu karena kayaknya kamu juga seneng ya lihat ini", dst.
Intinya kita kenalkan terus konsep berbagi di situasi sehari-hari.
Kita juga bisa cari buku atau film yang didalamnya berisi tentang tema-tema pertemanan, seperti berbagi.
Jangan lupa, ketika anak menunjukkan bahwa ia bersedia berbagi / meminjamkan sesuatu, kita berikan apresiasi, misalnya "wah baik sekali anak mama mau pinjemin ke mama, mama emang pengen banget nih daritadi. Makasih yaa", dst.
Tentang aktifnya: anak usia 4 tahun memang sedang senang bergerak, namun butuh diperhatikan juga ya mom, apakah ia cenderung sulit mengontrol gerakannya dan kebutuhan bergeraknya cenderung berlebih jika dibanding dengan teman-teman seusianya. Jika memang anak aktif dan senang bergerak, maka kita bisa berikan aktivitas yang melibatkan gerakan. Namun, jika usianya bertambah namun ia masih sulit mengontrol gerakannya, saya menyarankan butuh konsultasi juga dengan ahli. Bisa konsul dengan psikolog yang ada di daerahnya ya Mom. π
Pertanyaan 7
Nama: Rara
- Domisili: Tangerang
- usia anak: 4 Bulan
Mba, saya mau tanya..
Dimulai sejak usia berapa sikap positif anak bisa dibentuk (anak saya baru usia 4bulan) apakah ia mulia bs merekam semuanya ?
Dan bagaimana solusi nya jika seorang working mom ingin membentuk karakter anak sejak dini, sedangkam si anak tinggal bersama pengasuhnya?
Halo mom Rara,
Tentu mom, sikap positif bisa dibentuk sejak dini. Dari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar. Jadi usahakan untuk mengucapkan kata-kata yang positif dan menunjukkan perilaku-perilaku positif. Percayalah bahwa otak luar biasa hebatnya. Saat anak terbiasa mendengar dan melihat hal-hal positif, maka ia akan lebih mudah dalam memunculkan ucapan dan perilaku yang positif pula di kemudian hari.
Untuk working mom, cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mengusahakan bahwa pengasuh anak juga memiliki nilai-nilai yang sama dengan kita. Misalnya pengasuh anak juga orang yang memiliki perilaku yang positif dan biasa bicara dengan kata-kata yang positif. Tentunya kita tidak dapat mencari yang sempurna, namun setidaknya bisa mengusahakan yang mendekati dan cukup sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kita bangun pada anak.
Lalu, meskipun bekerja, kita juga butuh ingat bahwa kita sebagai orangtua memagang peranan penting. Meskipun waktu yang kita miliki tidak banyak, namun kita
bisa mengusahakan bahwa waktu kita bersama anak adalah waktu yang berkualitas, dimana ia dapat bermain bersama kita, merasakan kehangatan dan hal-hal yang positif dari orangtuanya. semangat mom π
Pertanyaan 8
Nama: tara
Tanggerang
Usia anak : 2 th
Anak saya lumayan patuh dengan disiplin yg saya ajarkan misalnya tdk memukul dan merebut mainan temannya. Tp terkadang temannya yg mengganggu. Akhirnya terjadi perkelahian..
Bagaimana mengatasinya??
Hai Mom Tara,
Sebetulnya memang kita tidak dapat menghindari konflik yang mungkin terjadi di antara anak. Setiap anak memiliki karakteristiknya masing-masing. dan sebetulnya anak akan belajar problem solving dari konflik-konflik yang terjadi seperti ini. Di situasi seperti yang mom gambarkan, beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah:
- kalau kita ada di lokasi kejadian, kita bisa fasilitasi anak untuk saling berkomunikasi, misalnya: "A, ini B mau pinjem mainannya, boleh ga?" "Oh sepertinya belum boleh B, A masih main, nanti ya" "A, nanti kalau sudah selesai main, kasih tau ya, supaya B bisa pinjam".
- di rumah, kita juga bisa ajarkan anak untuk bicara saat ada kejadian seperti itu, misalnya dengan bilang "tunggu ya, aku masih mainin ini". Bisa kita latih juga dengan roleplay. misalnya ibu berpura-pura menjadi temannya yang ingin merebut mainanya.
- Kalau mom kenal dan cukup dekat dengan orangtuanya, bisa juga ajak diskusi orangtuanya, apa yang kira-kira dapat dilakukan bersama agar situasi bermain lebih menyenangkan π
Pertanyaan 9
Nama : Erna
Domisili : kediri
Usia anak : 28 bulan
Pertanyaan :
Bagamana cara mengatasi perilaku anak yg sering melampiaskan emosi (marah atau sesuatu yg tidak sesuai dg keinginannya) dengan cara memukul diri nya sendiri dan menangis triak" (tantrum)?
Bgmn cara mengajarkan punishment yg efektif untuk menghentikan prilaku tsb?
Terimakasih bun
Hai mom Erna,
sebetulnya, tantrum cukup wajar terjadi di usia 2 atau 3 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut biasanya anak belum betul-betul mampu memverbalisasi / menyampaikan perasaan / emosinya dengan dengan tepat. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi tantrum ya mom:
- Apakah anak sudah dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik di usianya saat ini? Kalau belum, bisa jadi ini salah satu penyebab. Anak yang perkembangan kemampuan bahasanya belum optimal atau cenderung speech delay, biasanya akan lebih mudah tantrum karena ia frustrasi kesulitan menyampaikan keinginan / apa yang ia harapkan.
- Coba cek apakah kita secara tidak sadar mencontohkan perilaku-perilaku sulit mengontrol emosi? misalnya kita mudah marah dan berteriak pada anak. Hal ini, bisa jadi pola yang dicontoh oleh anak.
- Coba ingat-ingat, apakah kita cenderung mengikuti keinginannya saat ia tantrum? misalnya: ga dibolehin beli es krim, lalu anak tantrum, lalu akhirnya kita belikan es krim karena kita tidak tahan dengan tantrumnya. Saat pola ini cukup sering terjadi, anak biasanya akan mempertahankan pola tantrumnya karena ia belajar bahwa dengan tantrum ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.
Jadi apa yang butuh dilakukan saat anak tantrum:
1. Kita validasi emosinya. contoh: "iya, kamu marah sekali yaa, mama ga beliin es krim", "iya mama tau kamu kesel"
2. Berikan waktu pada anak untuk mengekspresikan emosinya: "gapapa boleh marah kok, mama tunggu sampai kamu tenang ya". "mama disini ya, mama tunggu sampai kesalnya berkurang"
3. Tidak terpancing untuk memberikan apa yang ia mau
4. Tidak terpancing emosi, sehingga akhirnya ikut marah2
5. Berikan apresiasi saat anak sudah lebih tenang. contoh: "wah alhamdulillah kesalnya sudah berkurang ya Nak", sini mama peluk yuk"
6. Kita ajak bicara setelah tenang, contoh: "maaf yaa tadi ga mama beliin es krim, kan lagi batuk Nak. Nanti kalau udah ga batuk, mama beliin es krim ya"
Saat kita menerapkan hal ini, anak jadi belajar bahwa: apa yang ia rasakan dapat dipahami oleh orangtuanya, tapi bukan berarti ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan tantrum. Anak akan belajar perlahan-lahan meregulasi emosinya. Jadi ga perlu dihukum ya Bu π
Ini proses panjaaaanggggg. Kita aja yang udah dewasa masih sulit kan ya mengatur emosi kita? Jadi ktia berproses dulu, kita latihan mengatur emosi kita agar anak juga terbiasa perlahan-lahan mengatur emosinya.
Semangat Mom ππͺ
Pertanyaan 10
Inara - 15 bulan-Lamongan
Anakku usia 15 bulan bund sudah bisa meminta apa apa yang dia lihat dan mau. Kalau terkadang tidak di kasih dia teriak2 dan nangis bund.
Dia juga pasti nangis2 saat dia main sama saudaranya ato pas main dirumah neneknya trus saya ajak kerumah karna waktunya untuk mandi ato makan. Ini sudah saya sering kasih tau pelan pelan ke anak kalo waktunya mandi2, waktunya Main2. Tapi masih tetep nangis. Bagaimana menyikapi hal ini?
Halo Mom Inara,
ini sebetulnya mirip-mirip sama pertanyaan mom Erna tadi yaa, bisa dibaca jawaban saya untuk Mom Erna, karena sepertinya bisa juga diterapkan untuk kasusnya mom Inara
Intinya sebetulnya yang terjadi sama anak mom Inara adalah hal yang wajar. Saat anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, tentu ia kesal, tentu marah. Tapi apakah itu berarti kita biarkan saja ia mendapatkan apa pun yang inginkan, meski hal tersebut tidak tepat? tentu bukan begitu juga π
Jadi kalau ia minta sesuatu dan menurut kita sebetulnya itu bukan sesuatu yang baik untuknya, dan dia nangis teriak-teriak, gapapa. Kita tarik napas, tenangkan diri kita, sambil kita Gendong / peluk anak, kita bilang, misalnya: "iyaa pengen banget mainan itu ya Nak, iyaa mama tau kesel yaa. tapi ga boleh maaf yaa" lalu kita tunggu saja sampai tangisnya mereda.
Asal kita ga kepancing π Ga kepancing emosi atau ga kepancing memberikan apa yang ia inginkan tersebut, padahal menurut kita itu bukan hal yang baik untuk anak.
Begitu juga saat ia nangis diajak mandi.
Tapi tentu saja kita juga butuh ingat untuk tetap melakukannya dengan positif ya mom. Misalnya kita ajak mandi sambil main air, main bubble dan lain-lain. Biar bagaimana pun usianya masih 15 bulan, kita juga butuh mengalihkan anak dengan hal-hal yang ia sukai
selamat mencoba momπ
Pertanyaan 11
nama : dinda
domisili : cilegon
usia anak : 8 bulan
pertanyaan : bagaimana caranya membuat anak tidak menangis dan tegar ketika harus ditinggal bekerja oleh ibu yang bekerja diluar hampir stgah hari . soalnya setiap ditinggal anak sudah mengerti dan selalu menangis ga mau ditinggal jadi kpikiran π₯Ί
Hai mom Dinda
Wah kalau saya malah seneng kalau denger anaknya nangis kalau ditinggal ibunya.π
Kenapa? Karena itu berarti anak memiliki attachement / kelekatan yang baik dengan ibunya. Itu berarti bahwa anak tau betul yang mana ibunya. Anak merasakan betul kenyamanan saat bersama ibunya, sehingga ia merasa tidak nyaman dan menangis saat ditinggal ibunya. Ini sebetulnya salah satu tanda perkembangan sosial emosional pada bayi yang baik loh mom. Bayi di atas 6 bulan harus nangis kalau ditinggal ibunya. Ia sudah harus kenal ibunya, harus sadar ibunya ada dimana. Kalau dia ga nangis dan cuek2 aja saat ditinggal ibunya, malah saya khawatir karena mungkin berarti ada perkembangan yang tidak sesuai pada anak tersebut.
Jadi dinikmati aja masa2 ini mom. Masa2 dimana anak menunjukkan bahwa ia sangat membutuhkan kita π
Saat anak menangis ketika kita akan pergi kerja, kita peluk, lalu kita pamit (jangan pergi diem2 ya) usahakan selalu pamit. Kita bisa bilang "mama kerja dulu Nak, nanti mama pulang kita main lagi yaaa".
Sedih pasti untuk kita, tapi kita butuh menguatkan diri kita juga. Nanti pas pulang kerja, main lah sepuasnya dengan anak.
Lama-lama anak akan belajar bahwa mamanya adalah orang yang betul-betul bisa ia percaya. Ia tau kapan mamanya akan pergi (karena selalu pamit) dan ia tau bahwa mamanya akan selalu kembali ke rumah dan bermain bersamanya. Semakin besar, nanti anak akan semakin merasa aman untuk ditinggal π
Pertanyaan 12
Nama : fina
Domisili : jakarta timur
Usia anak : 1th
Pertanyaan :
Bagaimana cara menerapkan disiplin pada anak setelah makan tidak boleh direct breast feeding. Sementara anak saya kalau mengantuk harus dbf . Jika tidak dikasih anak saya akan menangis. Terima kasihπ
Halo Mom Fina,
Hmmm, pertimbangannya tidak boleh direct breast feeding setelah makan apa mom? Kalau menurut saya, justru yang butuh dihindari adalah direct breast feeding sebelum makan (karena anak akan cenderung kenyang duluan, sehingga akhirnya ga makan dengan betul saat waktu makan, padahal anak usia 1 tahun sudah sangat butuh makanan bergizi). Kalau setelah makan, dan apalagi karena mengantuk, gapapa malah menurut saya mom π
anak apalagi di usia di atas 1 tahun biasanya ga terlalu banyak lagi minum ASI-nya, tapi ia tetap mencari rasa nyaman dan aman saat berada didekapan ibu, saat sedang disusui oleh ibunya. Jadi yang dicari sama anak lebih besarnya adalah perasaan itu sebetulnya.
Jadi kalau menurut saya, karena usianya masih 1 tahun (ia masih punya jatah 1 tahun lagi untuk ASI kan?), nikmati dulu saja waktu2 ini mom. Ga akan keulang lagi soalnya kan ya π Nanti ada saatnya anak-anak udah ga mau kita peluk2
Pertanyaan 13
Rena-Jakarta-16mo
Siang Mba Firesta, dan momin, terimakasih karena mau meluangkan waktu untuk sharing dan membuka kesempatan untuk bertanya ☺️
Saya mom dari toddler usia 16bulan dan dari kecil dia adalah tipikal anak yang tingkat curiousitynya tinggi jadi segala hal mau dicoba, segala benda mau dipegang, dinaikin, di makan, semuanya deh. Dan karena ga semua hal itu aman utk dia, jadi saya selalu berusaha terus disamping dia utk jelasin dan kasih tau gini gitunya. dia sudah mengerti arahan, sudah mengerti kalau di beri perintah begini begitu, tp contohnya seperti memasukkan sesuatu ke mulutnya, tiap saya kasitau bahwa jangan semuanya di masukin mulut nanti dia bisa teriak, tidak sampai tantrum, tp menangis. nah karena masih seumur ini untuk mengajari positive dicipline tanpa di marahi dan agar tidak tantrum baiknya bagaimana ya mba? saya sendiri membiasakan diri untuk tidak marah ke dia tp saya ingin tegas cuma kadang bingung penyampaiannya karena ujung2nya dia kira saya lg bercanda. hehe. terimakasih atas kesempatannya.
selamat siang
Halo Mom Rena,
seru yaa punya toddler π€
Memang lagi seru2nya nih usia segini karena anak lagi suka eksplor banyak hal π. Termasuk masuk2in semua benda ke mulutnya. Kalau menurut sya, kita bisa fasilitasi kebutuhannya dengan lebih sering menyediakan makanan yang bisa ia ambil dan masukkan sendiri ke mulutnya. Kita letakkan makanan di piring, lalu ia bisa ambil dengan tangannya, masukan ke mulutnya sendiri. Kita juga bisa bilang "ini makanan, boleh dimakan"
Lalu saat ia memasukkan barang yang bukan makanan, kita tahan tangannya, sambil bilang "bukan makanan, tidak boleh dimakan"
Kita lakukan dengan konsisten terus, lama-lama anak akan paham mana yang makanan dan mana yang bukan.
semangat ya mom π€
Kesimpulan....
Hai moms, terimakasih banyak sudah hadir hari ini dan berdiskusi bersama saya. Berikut adalah poin-poin penting mengenai topik kita hari ini, disiplin positif:
Menjadi orangtua memang bukan hal yang mudah, kita butuh melakukan banyak hal untuk mengusahakan agar anak kita berkembang menjadi anak yang baik dan membawa nilai-nilai yang baik dalam hidupnya kelak.
Konsep utama dari disiplin positif adalah bagaimana menerapkan disiplin dengan cara yang positif, karena kita yakin bahwa yang negatif adalah *perilakunya bukan anaknya*. Saat kita meyakini hal tersebut, maka kita akan mengusahakan untuk memunculkan perilaku yang baik, ucapan yang baik dan tentunya tidak memberikan hukuman, terutama hukuman fisik kepada anak-anak kita.
Kenapa sih kita butuh menerapkan disiplin positif? Karena kita mau anak-anak kita berkembang jadi anak yang bertanggungjawab, yang belajar dari perilakunya, tapi tentunya dengan cara-cara yang baik. Karena hukuman seringkali hanya meninggalkan memori yang ga enak pada anak. Namun belum tentu membuat anak belajar dari perilakunya.
Sementara itu, saat kita berusaha untuk menerapkan aturan dengan konsisten, mengenalkan konsekuensi, memperhatikan hal-hal positif yang dilakukan oleh anak, maka kita akan membantu anak untuk belajar mengatur perilakunya.
Yang perlu kita ingat adalah *parenting adalah sebuah proses*. Jadi dinikmati prosesnya, diresapi setiap hal yang terjadi. Kalau kita menemukan kesulitan atau merasa melakukan kesalahan, jangan langsung merasa menjadi orangtua yang gagal. Tidak ada orangtua yang sempurna, bahkan tidak mungkin (dan tidak perlu juga) jadi sempurna kan? Yang perlu diingat adalah, segala hal positif yang berusaha kita terapkan saat ini, mudah2an akan kita tuai disaat anak sudah lebih besar. Segala kebiasaan baik yang kita ingin biasakan saat ini, mudah2an akan ada manfaatnya di masa yang akan datang.
Yang jelas kita belajar terus, berproses terus. Karena kalau kita ingin anak-anak kita berkembang lebih baik, tentu kita juga butuh berusaha mengembangkan diri kita lebih baik, kan?
Yuk kita berproses bersama, selamat menjalani pengasuhan yang positif bersama anak-anak ya teman-teman.
Komentar
Posting Komentar