ORAMI Kulwap : Panduan Pemberian MPASI menurut WHO bersama dr. Caessar Pronocitro, Sp. A., M. Sc

Selamat pagi moms. Saya dr Caessar, spesialis anak yang saat ini berpraktik di RSPI Bintaro Jaya.
Senang sekali saya bisa mendapatkan kesempatan untuk berbagi informasi mengenai kesehatan anak, khususnya pagi ini dengan topik Panduan Pemberian MPASI Menurut WHO.
Berikut garis besar hal-hal yang akan kita bahas pagi ini.
1. Apa itu MPASI dan apa peran pentingnya dalam tumbuh kembang anak?
2. Bagaimana rekomendasi WHO terkait pemberian MPASI?
3. Apa itu responsive feeding?
4. Apa tips-tips untuk pemberian MPASI agar anak tidak mengalami permasalahan makan?

1. Apa itu MPASI dan apa peran pentingnya dalam tumbuh kembang anak?
Makanan pendamping air susu ibu atau MPASI adalah makanan yang mulai diberikan saat ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Umumnya, ini terjadi di usia 6 bulan. Sebelum usia 6 bulan, ASI saja masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Usia 6 hingga 24 bulan adalah periode di mana bayi dan anak-anak rentan terhadap gangguan pertumbuhan seperti kekurangan gizi dan perawakan pendek atau stunting, yang memiliki berbagai efek jangka panjang.
Pertumbuhan artinya penambahan ukuran-ukuran tubuh, seperti berat dan tinggi badan. Perkembangan artinya kemampuan yang diperoleh oleh bayi, seperti merangkak, berjalan, dan lain-lain.

Apabila pertumbuhan terganggu, maka perkembangan juga akan terhambat, demikian juga sebaliknya. Misalnya, apabila bayi mengalami kekurangan gizi, maka tidak akan memiliki cukup energi untuk belajar merangkak atau berjalan, dan perkembangannya jadi terlambat.

Kekurangan gizi yang berlanjut dalam jangka panjang dapat menimbulkan kondisi yang disebut stunting. Yakni, tinggi badan yang berada di bawah 2 standar deviasi grafik tinggi badan menurut usia (garis merah).
Perlu diingat bahwa tidak semua anak yang pendek serta-merta disebut stunting. Stunting adalah perawakan pendek atau kerdil yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
Jadi, anak yang stunting selain tinggi badannya berada di bawah garis merah, pasti berat badannya juga menunjukkan penambahan yang tidak baik di grafik berat badan menurut usia.

Penelitian menunjukkan, bahwa setelah anak berusia lebih dari 24 bulan, berbagai efek dari stunting sulit untuk diperbaiki. Termasuk pengejaran tinggi badan, mengoptimalkan daya tahan tubuh maupun perkembangan otaknya. Maka, pemberian MPASI yang tepat adalah salah satu kunci untuk mencegah berbagai kondisi tersebut.

2. Bagaimanapun rekomendasi WHO terkait pemberian MPASI?
Ada beberapa hal yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO terkait pemberian MPASI.

Pertama, MPASI harus diberikan tepat waktu. Yakni, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat. Seperti telah saya sebutkan, ASI eksklusif selama 6 bulan pertama pada sebagian besar bayi. Memperkenalkan MPASI terlalu dini, di bawah 12 minggu, atau terlambat, di atas 26 minggu, akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan (seperti permasalahan pencernaan, risiko penyakit di masa depan, gangguan daya tahan tubuh), dan kekurangan gizi.

Kedua, MPASI harus adekuat, artinya memiliki seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Zat gizi utama yang dibutuhkan bayi mencakup protein hewani, karbohidrat, dan lemak. Maka, sejak pemberian MPASI pertama, makanan bayi harus mengandung berbagai unsur tersebut. Misalnya, bubur nasi saring dengan daging, wortel, dan minyak atau santan. (Bubur nasi: karbohidrat, daging: protein hewani, wortel: sayuran, minyak atau santan: lemak)

Pemberian MPASI menu tunggal, seperti buah atau bubur gasol saja, tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, maka tidak direkomendasikan.
Mungkin ada yang bertanya, apakah tidak apa-apa dari awal bayi diberikan berbagai bahan makanan seperti itu?
Tidak apa-apa, dan justru harus. Karena, ASI pun mengandung berbagai zat gizi tersebut, seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Apabila kita hanya memberikan menu tunggal, maka sebenarnya itu adalah suatu kemunduran dari nutrisi di dalam ASI.

Ketiga, MPASI harus aman dan higienis.
Artinya, bahan makanan maupun proses penyiapannya harus bersih. Hal-hal yang penting terkait poin ini di antaranya: mencuci bersih bahan makanan, memisahkan talenan untuk bahan matang dan mentah, tidak memberikan MPASI yang sudah dibiarkan di suhu ruang selama lebih dari 4 jam, dan mencuci tangan sebelum memasak maupun memberikan makan pada bayi.

Selain itu, agar MPASI aman untuk bayi, maka teksturnya harus ditingkatkan secara bertahap sesuai usia serta perkembangan sistem syaraf dan otot. Saat pertama kali diperkenalkan, konsistensi MPASI adalah makanan yang dilumatkan, disaring, atau semi-solid seperti puree. Namun, jangan terlalu cair karena nutrisinya bisa berkurang.

Di usia 8 bulan, bayi dapat mulai diperkenalkan dengan finger foods atau makanan yang dapat dipegang dengan jarinya dan mudah hancur sendiri di dalam mulut. Contohnya, buah-buahan yang lunak atau sayur yang dikukus lalu dipotong-potong. Di usia 12 bulan, barulah bayi sudah dapat mengonsumsi makanan dengan konsistensi seperti makanan dewasa.

Hal ini berbeda dengan metode baby-led weaning (BLW), di mana bayi sudah diberikan makanan padat sejak pertama kali pemberian MPASI, dan juga bayi dibiarkan mengambil makanan sendiri, tidak disuapi atau diarahkan. Metode ini tidak direkomendasikan, karena tidak sesuai dengan tahapan perkembangan bayi terkait kemampuan motorik dan mengunyahnya.

BLW memiliki risiko membuat bayi tersedak, dan juga kekurangan nutrisi karena bayi mungkin hanya mengambil makanan yang menarik saja (misalnya hanya buah saja atau sayuran saja) sehingga kandungan nutrisi tidak lengkap, ataupun tidak benar-benar mencerna makanan tersebut, hanya diemut saja.

Keempat, menerapkan pemberian makan responsif atau responsive feeding. Ini merupakan salah satu poin penting yang kita bahas pagi ini.

3. Apa itu responsive feeding?
Responsive feeding memiliki arti memberi makan dengan memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang anak, kemudian memberikan respon yang baik atau sesuai.
Pelaksanaannya meliputi:

A. Memberi makan secara langsung oleh orangtua dengan melihat tanda masih lapar atau sudah kenyang.

Tanda masih lapar seperti membuka-tutup mulut, mendecakkan lidah, memasukkan jari ke mulut, sementara bila kenyang anak terlihat seperti mengantuk, lebih tenang, menggerakkan kepala atau badan menjauh, serta tidak tampak tertarik dengan makanan.

Sebenarnya, hal-hal ini sudah biasa diterapkan oleh moms pada saat menyusui atau memberikan ASI.
Saat bayi lapar, maka ia tampak sering membuka mulut atau mencari-cari. Sementara, bila sudah kenyang maka ia dapat melepaskan sendiri mulutnya dan menggerakkan kepala menjauh.
Pada saat memberikan MPASI, hal ini tinggal dilanjutkan, karena pada prinsipnya ASI ataupun MPASI adalah makanan bagi bayi.

Yang menjadi masalah adalah, biasanya moms memiliki target sendiri. Misalnya, target bayi harus bisa makan sekian sendok, sekian mili, atau setengah mangkok. Atau, moms merasa semua MPASI yang sudah disiapkan harus dihabiskan, agar tidak sakit hati karena sudah repot-repot memasak.
Hal-hal seperti ini bisa membuat moms tidak memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang bayi, karena terpaku dengan target yang dibuat sendiri.

B. Mendorong anak makan dengan sabar, tanpa memaksa.

Mungkin, moms membayangkan begitu bayi mulai diperkenalkan dengan MPASI maka makannya langsung lahap. Kenyataannya, tidak selalu demikian.
Sekalipun bayi sebelumnya telah menunjukkan ketertarikan saat melihat orang lain makan (misalnya dengan memandangi, membuka mulut, berdecak, atau berusaha mendekat), namun belum tentu MPASI yang diberikan langsung dimakan dengan lahap oleh bayi.

Perlu diingat bahwa rasa dan tekstur MPASI adalah sesuatu yang baru dan asing bagi bayi, sehingga tidak semuanya langsung disukai sejak suapan pertama. Apabila ada makanan yang tidak terlalu disukai anak, bisa jadi dibutuhkan perkenalan berulangkali, kadang hingga sampai 15 kali dicoba barulah anak mau menerima suatu jenis makanan. Ini merupakan hal yang normal. Jadi jangan menyerah, tetap mencoba memperkenalkan jenis makanan tersebut dengan berbagai olahan dan kombinasi tanpa memaksa.

Durasi pemberian makan maksimal adalah 30 menit saja. Apabila sudah 30 menit, maka proses makan harus disudahi. Karena apabila proses makan terus dilanjutkan bayi sudah merasa bosan, akan merasakannya sebagai suatu paksaan dan justru menimbulkan trauma dengan MPASI.

C. Meminimalkan distraksi selama makan seperti mainan, TV, gadget.

Bayi haruslah menikmati proses makan tersebut agar ia doyan makan untuk jangka panjang. Pada jaman dulu, agar bayi mau makan maka diberikan banyak distraksi, seperti mainan atau dibawa berjalan-jalan. Namun, ini ternyata bukanlah praktik yang tepat. Seiring dengan bayi semakin besar, maka ia akan semakin pintar untuk menolak makanan dan hanya menginginkan distraksi (mainan) saja.

Ingatlah bahwa waktu makan adalah suatu proses pembelajaran dan seharusnya penuh kasih sayang. Temani makan, ajak bicara bayi atau anak serta lakukan kontak mata selama makan. Apabila bayi merasa nyaman dan senang selama pemberian MPASI, maka nafsu makannya akan terjaga dan pola makannya akan baik hingga jangka panjang.

Selain itu, ingat bahwa bayi berusia di bawah 2 tahun juga belum boleh diperkenalkan dengan layar seperti TV atau handphone ya, kecuali untuk video call saja.

4. Apa tips-tips untuk pemberian MPASI agar anak tidak mengalami permasalahan makan?
Nah, setelah memahami mengenai responsive feeding, berikut tips-tips praktis yang dapat diterapkan agar pola makan bayi dan anak tetap baik dan tidak mengalami permasalahan makan atau gerakan tutup mulut (GTM).

A. Jangan membatasi pilihan makanan, sejak masa kehamilan.

Penelitian menunjukkan, ternyata apa yang ibu makan akan mempengaruhi rasa ketuban dan ASI.
Artinya, semakin bervariasi makanan ibu, maka rasa ketuban dan ASI juga mengalami perubahan dan lidah bayi bisa merasakan hal tersebut bahkan sejak di dalam kandungan.

Variasi rasa yang sudah dikenal bayi sejak di dalam kandungan itu akan membuatnya familiar dengan berbagai jenis makanan sehingga memperkecil risiko bayi menjadi anak yang pilih-pilih makanan.
Jadi, ibu hamil dan menyusui bebas makan apa saja ya, asalkan bersih dan bergizi, serta ibu tidak alergi terhadap makanan tersebut.

B. Berikan makan teratur, dengan jam yang konsisten setiap hari.

Moms perlu membuat jadwal yang ditepati secara rutin setiap hari untuk pemberian MPASI.
Misalnya, jam 6 ASI, jam 8 makan pagi, jam 10 ASI atau selingan, jam 12 makan siang, dan seterusnya.
Tujuannya, agar bayi peka terhadap sinyal lapar dan kenyang tubuhnya. Dengan jadwal yang konsisten, maka di jam-jam tersebut bayi akan otomatis terbiasa merasakan lapar.

C. Berikan banyak kontak fisik dan kasih sayang selama proses pemberian makan.

Selama menyusui, pasti moms melakukan banyak kontak fisik dengan bayi, mengajaknya bicara, dan membuat kontak mata bukan?
Artinya, bayi terbiasa “makan” (karena menyusu ASI adalah proses “makan” untuk bayi) dengan kondisi dipeluk, diajak bicara, disayang-sayang oleh moms.

Apabila kebiasaan ini tidak diteruskan selama pemberian MPASI, maka bayi akan merasakan perubahan yang drastis dan membuatnya kaget.
“Mengapa mom yang tadinya memberi makan sambil memeluk, mengajak bicara, kini memberi makan dengan berjauhan, tidak ada kontak fisik, dan tidak membuatku merasa disayang?” mungkin begitu yang dipikirkan bayi.

Dengan membiasakan menyuapi bayi sambil memeluk, mencium, memberikan pujian, mengajak bicara, dan banyak kontak mata maka bayi akan merasa nyaman dan senang saat makan.

D. Memantau pertumbuhan anak dengan rutin.

Seringkali, yang membuat moms stres saat memberikan makan adalah pikiran-pikiran negatif seperti “bayiku kelihatan kurus”, “bayi temanku lebih gemuk padahal usianya sama”, “bayi lain di Instagram story makannya lahap banget, tidak seperti bayiku”.

Untuk menyingkirkan pikiran-pikiran negatif itu, maka lakukanlah pemantauan pertumbuhan bayi dengan rutin, minimal setiap bulan saat imunisasi. Ingat, cara untuk mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi bukanlah membandingkannya dengan bayi lain, namun membandingkannya dengan grafik pertumbuhan.

Sepanjang pertumbuhannya masih sesuai dengan grafik dan dokter anak mengatakannya normal, maka moms tidak perlu stres atau membandingkan dengan orang lain. Apabila stres maka tanpa sadar moms bisa memberikan MPASI dengan paksaan, tidak sabar dan penuh kasih sayang.

Ingat ya, bayi sudah sangat mengenal moms. Selama 9 bulan di dalam kandungan dan 6 bulan usia pertamanya, bayi sudah hapal suara mom saat senang, saat marah, saat moodnya baik atau buruk.
Jadi, kalau moms memberikan MPASI dengan suasana hati yang buruk atau stres, bayi juga akan mengetahuinya dan ikut merasa stres sehingga tidak doyan makan.

Mungkin sekian dulu materi yang bisa saya sampaikan, sebelum memasuki sesi tanya jawab. Semoga cukup jelas dan dapat dipahami.

QnA..
Pertanyaan 1
Nama : Suci
usia Si Kecil : 7 bln
domisili : tangsel
pertanyan
Halo dok, bayiku bb 9,7 apakah tetap perlu tambahan lemak ? Seperti keju dll.
Dan dgn berat segitu apa bisa kemungkinan obesitas ?
Terima Kasih dok

Terima kasih mom Suci.
Untuk menilai status nutrisi maka tidak bisa dengan melihat berat badan pada satu waktu saja. Harus memantau bagaimana penambahan atau tren berat sebelumnya. Bisa jadi selama usia 0-6 bulan memang beratnya selalu di batas atas grafik, karena ASI eksklusif, dan itu tidak meningkatkan risiko obesitas.
Untuk menilai apakah termasuk risiko obesitas atau tidak sebaiknya berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anaknya ya.
Namun, untuk kandungan nutrisi makanan harian tetap harus lengkap dengan lemak, karena penting untuk pertumbuhan termasuk otak.

Pertanyaan 2
Pagi dokter, pagi admin
Nama Annisa, Anak umur 6,5bln, Pekanbaru-Riau
Pertanyaan, apa boleh saat MPASI hanya diberikan bubur yang instan + lemak tambahan saat makan setiap hari 2 kali (pagi jam 9, sore jam 5) dan diselingan snack nya saya beri buah dijam 1 siang dok? Gak masalah kah kalau selalu beri yang instan saja? Untuk BAB lancar kok dok, setiap harinya, terimakasih waktu dan jawabannya dok..

Terima kasih mom Annisa.
MPASI instan maupun home made sama baiknya, dan dokter anak tidak pernah melarang pemberian MPASI instan.
MPASI instan harus mematuhi standar internasional terkait kandungan nutrisinya, termasuk tidak boleh ada zat-zat tambahan seperti pengawet. Maka, kalau MPASI instan sudah lulus BPOM maka dipastikan aman dan sudah sesuai standar internasional.
MPASI instan kelebihannya adalah kandungan nutrisi sudah terukur. MPASI home made kelebihannya adalah bahan bisa bervariasi sehingga dari segi rasa juga tidak membosankan untuk bayi.

Pertanyaan 3
Firamita - 9bulan - Tangerang - Terkait dengan responsive feeding, akhir2 ini anak saya (9bln) sering menolak makanan (kecuali yoghurt & buah dan diajak bicara dan bercanda dl sblum makan). Namun jika mengikuti keinginan anak, takut kenaikan bb bayi tidak sesuai. Bagaimana dengan itu dok ?

Terima kasih mom Firamita.
Agar tidak khawatir, maka pantaulah kenaikan BB setiap bulan untuk menilai apakah MPASI sudah cukup atau belum.
Tetap terapkan responsive feeding ya, jangan karena kekhawatiran sendiri akhirnya jadi memaksa makan karena efek jangka panjangnya akan buruk.
Di usia 9 bulan maka bisa jadi indra perasa sudah berkembang sehingga bosan dengan makanan yang hambar. Penambahan bumbu dapur seperti bawang dan rempah dapat dilakukan sejak usia 6 bulan.
Pada usia di bawah 1 tahun, penambahan gula maksimal 2 sendok teh sehari dan garam maksimal 1/4 sendok teh sehari juga aman dan dapat dilakukan untuk menambah rasa.

Pertanyaan 4
Nama : trias putri 
Domisili : trenggalek , jawatimur 
Usia si kecil : 4 bulan 
Dok mau tanya dulu kan bayi saya bblr terus skrg ini berat badannya masih mencapai berat badan minimal yaitu 5kg (sampai saat ini masih asi eksklusif) Kondisi seperti ini apakah bayi saya sebaiknya harus dibantu susu formula tinggi kalori atau diberi mpasi dini ya? Lebih baik yang mana ya dok?

Terima kasih mom Trias.
Di usia 4 bulan, apabila penambahan berat tidak mencukupi maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memutuskan langkah berikutnya.
Pemberian MPASI pada usia di bawah 4 bulan perlu melihat kesiapannya.
Tanda-tanda kesiapan menerima MPASI:
- kepala tetap tegak dan stabil saat duduk ditopang
- refleks menjulurkan lidah/melepeh dan refleks muntah berkurang
- selera makan meningkat, tetap lapar walaupun 8-10x menyusu sehari
- tertarik melihat orang lain makan dan mencoba meraih makanan
Jadi untuk menilai hal-hal tersebut, dokter spesialis anak yang dapat memutuskan secara langsung ya apakah bisa diberikan MPASI atau masih menggunakan susu kalori tinggi.

Pertanyaan 5
Nama : Arni Kurniasih
Usia Baby : 6 Bulan 22 Hari
Domisili : Bandung
Pertanyaan : Selamat siang Dokter Caesar,sya mau tanya Bb anak saya ka 9kg nah kira" butuh tmbahan lemak lgi g seperti santan?dan untuk pemberian santan sebaiknya berapa hari sekali..?Terima kasih

Terima kasih mom Arni.
Pada bayi dengan berat badan berapapun, komponen lemak di dalam MPASI tetap perlu diberikan.
Pemberian lemak boleh berupa santan, setiap kali makan pun tidak apa-apa.
Disesuaikan dengan frekuensi makan utama ya, kalau masih 2x maka keduanya ditambahkan lemak, kalau sudah 3x maka ketiganya juga ditambahkan lemak.

Pertanyaan 6
Nada - 6bulan-jakarta
-bagaimana sebaiknya penyimpanan mpasi yang sisa? apakah boleh disimpan di freezer atau di kulkas bawah? 
&  untuk menu mpasi apakah baiknya tiap hari sama atau ganti2?

Terima kasih mom Nada.
Makanan yang sudah jadi hanya aman dikonsumsi selama 4 jam berada di suhu ruang. Apabila membuat MPASI langsung untuk beberapa kali pemberian, maka segera pisahkan dan disimpan di kulkas.
Makanan berbahan sayur tahan di kulkas selama 2 hari, sementara yang berbahan daging selama 1 hari.
Saat akan diberikan, bisa dikeluarkan kemudian dihangatkan.
Menu MPASI asalkan lengkap sebenarnya sama pun juga tidak apa-apa, tapi tentu supaya bayi lebih kenal dengan berbagai rasa, dan nutrisi lebih bervariasi maka bisa diganti-ganti.
Sepanjang tidak merepotkan ya. Kalau pagi dan sore menunya berbeda dan masak sendiri-sendiri tentu malah merepotkan diri sendiri.

Pertanyaan 7
nama:Rinda
usia anak: 5 bulan 15 hari 
domisili: gresik
dokter mau nanya, apa emang lebih baik MPASI diberikan tepat usia anak 180 hari? karena belakangan anak saya setiap nen selalu kerasa belum puas dan sering kecap2 kalau ada orang makan. tapi anak saya sejauh ini BB normal dan tidak ada kendala. apa boleh dok nanti mengawali MPASI sebelum anak usia 180 hari. misal 6 bulan kurang seminggu gitu dengan hanya memberikan makan berupa puree saja?

Terima kasih mom Rinda.
ASI memang masih dapat mencukupi kebutuhan nutrisi sebagian besar bayi hingga usia 6 bulan (dihitungnya 180 hari). Untuk mengetahuinya maka dilakukan pemantauan berat.
Apabila bayi menunjukkan tanda-tanda siap MPASI maka bisa diberikan lebih awal tapi berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dahulu untuk menilainya ya.

Pertanyaan 8
Wuri - 7 bulan - Jogja - bagaimana jika porsi makan anak sedikit sekitar 2sdm? awal disuapi membuka mulut hap hap. setengah porsi lalu merengek padahal masih -+10-15menit. apa disudahi ? bagaimana memenuhi gizinya?

Terima kasih mom Wuri.
Porsi makan bayi bervariasi dan berbeda-beda, tergantung banyak faktor seperti rasa makanan, jenis makanan, suasana makan, dan lain-lain.
Apabila masih dalam durasi 30 menit maka boleh tetap dicoba disuapi tanpa memaksa.
Untuk meningkatkan ketertarikannya, maka sering diajak bicara, kita juga makan di depannya, dipangku, dan dipeluk agar nyaman. Variasikan juga jenis makanan setiap hari agar dapat menemukan apa yang disukainya.
Jangan khawatir berlebihan, namun juga harus tetap memantau kecukupan nutrisinya dengan mengukur berat badan secara rutin ya.

Pertanyaan 9
Tri wahyuni
11 bulan
Purwokerto
Dok, penjelasan tntang responsive feding,,
Anaku type yg kalau lg susah makan dia susah mau buka mulut, tp ketika makanan sudah masuk mulut dia mau mengunyah dan menelan itu gimana ya dok?

Terima kasih mom Tri.
Beberapa bayi ada yang seperti itu karena masih asing dengan konsep makan, belum familiar dengan sendok, mangkok, tekstur makanan, rasa yang baru, dan lain-lain.
Yang penting adalah tetap memberikan MPASI sesuai jadwal, menciptakan suasana yang nyaman, banyak kontak fisik, kita makan di depannya agar bayi tertarik, dan memantau penambahan berat badan agar kita tidak khawatir berlebihan.

Pertanyaan 10
Asseta - 11 bulan - Jakarta - sebenarnya berapa takaran makanan yang tepat untuk setiap bulannya Dok, karena saya lihat dari berbagai sumber jumlahnya berbeda beda. Apakah takaran juga mengikuti kemampuan Anak makan? Dan juga dok untuk takaran misalnya 150 gram, sebenarnya rasio yang tepat antara karbo vs protein vs yg lain itu gmana

Terima kasih mom Asseta.
Memang untuk takaran, sebaiknya tidak ditarget atau diukur, dan tidak ada batasan resmi minimal atau maksimal makan berapa banyak karena kita tidak boleh memaksakan makan ke anak.
Yang penting tidak lebih dari 30 menit, tidak ada paksaan, dan bayi tampak senang, maka volume makan tidak masalah, yang bisa dilakukan untuk menilai kecukupannya adalah memantau penambahan berat badannya secara berkala.
Bisa jadi dengan makanan hari ini hanya habis 3 sendok makan, bisa jadi lain waktu habis lebih banyak, dan itu normal. Orang dewasa saja tidak selalu doyan dengan segala jenis makanan.
Kalau dibuat target makannya berapa banyak nanti tanpa sadar akan memaksa bayi harus habis makan sejumlah sekian. Namun untuk rata-rata volume, bayi usia 6-9 bulan berkisar antara 50 sampai 125 ml, 9-12 bulan antara 125-200 ml. Sekali lagi ini hanya rata-rata dan bukan target.

Pertanyaan 11
Ana Asmara - 5 mo 1 w - Ciputat:
Dokter Caessar, mana yang lebih baik untuk MPASI usia 6 bulan, apakah yang dikukus lalu diblender dan disaring? ataukan apakah yang diproses dengan slow cooker lalu diblender dan disaring?

Terima kasih mom Ana.
Untuk menghaluskan makanan, tidak masalah boleh dengan diblender, dikukus, disaring, ataupun slow cooker ya. Disesuaikan dengan alat yang dimiliki saja di rumah.
Yang penting hasil akhirnya adalah tekstur bubur saring yang lembut dan kental, tidak terlalu encer.

Pertanyaan 12
Caesa. 
6 bulan (lahir prematur di usia 28 minggu) Tangerang. 
Dok baby saya lahir dgn bb 1.1kg, dan 36 cm. Sekarang sudah 4.6kg dan 53 cm. saya mau tanya, kapan seharusnya baby saya diberikan MPASI ? Karna sampai sekarang masih saya berikan ASI Eksklusif.
Untuk saat ini baby masih blm terlalu tegak kepalanya dok

Terima kasih mom Caesa.
Untuk bayi prematur, pemberian MPASI tetap tidak boleh lebih dari 6 bulan, karena di atas usia 6 bulan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Untuk memutuskan pemberian MPASI apakah harus disegerakan sebelum 6 bulan, maka pelru berkonsultasi dengan dokter spesialis anak ya karena perlu menilai kecukupan penambahan beratnya setiap bulan dan juga tanda-tanda kesiapan MPASI.

Pertanyaan 13
Rinta usia 4 bulan 26 hari Dari Tangerang Selatan. 
Ingin bertanya : Sebelum masuk MPASI di usia 6 bulan, apakah boleh bayi di perkenalkan sendok dengan menggunakan Asi? Jika boleh sejak umur berapa yg pas ya untuk perkenalannya, agar bayi tidak kaget pada saat MPASI di mulai?

Terima kasih mom Rinta.
Salah satu cara menilai apakah sudah siap MPASI memang adalah melihat apabila disendokkan sesuatu ke mulutnya (dicoba dengan ASI) apakah bayi melepeh atau tidak. Sehingga, menyendokkan ASI boleh saja dilakukan.
Bahkan pemberian ASI perah yang disarankan sejak lahir (apabila tidak mendapatkan direct breastfeeding) memang salah satunya dengan sendok, selain dengan cup feeder atau pipet. Jadi tidak masalah.

Pertanyaan 14
Wahda-4 bulan-Bandung
Ketika MPASI awal, apakah makanan harus dimasak dengan cara dikukus atau boleh dimasak dengan cara ditumis atau dibuat sayur?

Terima kasih mom Wahda.
Untuk mengolah MPASI, tidak masalah boleh dikukus, ditumis, digoreng, atau dengan slow cooker.
Yang penting tekstur akhirnya adalah bubur saring yang lembut ya.

Pertanyaan 15
Silfania_11m_Kalbar
Selamat siang dok, anak saya gtm dr awal mpasi sampai 9bulan+. Sudah segala cara dilakukan dr atur jadwal makan, jarak menyusu, responsif feeding, duduk saat makan, makan dr fortif smpe homemade smw udh, dr dicampur jd 1 kemudian lauknya dipisah udh, tp tak ada yg berhasil. Jd mknnya sllu dipancing pake mainan ataupun cemilan lain supaya buburnya masuk😭 mengingat badannya kecil sy semakin stress dan kdang memaksa anak sy sampe nangis. Kemudian saat mw masuk 10bln alhamdulillah sdh mau makan sedikit2. Tidak pake dipaksa. Eh bru brp hari, dia sakit demam. Setelah itu sampe skrg gtm lagi😭 karna tumgi rombongan bgt😭 gimana ya dok, bb nya gak naik udh 2bln 😭 maunya ngemil doang saat wktnya makan nasi dia tutup mulut rapet2. Padhal sdh diajak mkn bersama org tuanya tp dia sama sekali tidak tertarik.

Terima kasih mom Silfania.
Saat tumbuh gigi ataupun sakit, memang nafsu makan bayi mungkin akan turun, dan itu adalah hal yang wajar. Sifatnya hanya sementara, dan perlu diingat selama masa ini justru jangan semakin dipaksa makan karena setelah selesai tumbuh gigi atau sakit justru terlanjur trauma dan tetap tidak mau makan.
Di usia 9 bulan bisa digunakan gula maksimal 2 sendok teh sehari dan garam maksimal 1/4 sendok teh sehari untuk menambah rasa dan ketertarikan makan.
Untuk menilai apa yang menjadi masalah dengan pemberian makan saat ini dan juga melihat apakah berat badannya masih di grafik normal, maka sebaiknya berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak ya.

Pertanyaan 16
Eni - 6m3w - Jakarta
Dok anak saya lebih lahap klo digendong, happy dan habis makannya. Klo duduk paling tahan 5 maksimal 10 menit, trus rewel. Jadi ga habis makannya. Baiknya gmna dok? Boleh kah makan selalu gendong ?

Terima kasih mom Eni.
Untuk pemberian makan, idealnya pada posisi duduk. Bisa didudukkan di high chair, dipangku, atau di bouncer.
Maka, sebaiknya kebiasaan menggendong saat makan ditinggalkan ya. Bayi sebenarnya hanya memerlukan kontak fisik, sehingga bisa dimulai dari posisi dipangku agar tetap merasa nyaman.

Pertanyaan 17
Sinta - 6bln - Sinta - 7bln 21hr - bekasi..
Siang dok, anak saya lg masa tumgi dok udh 1mngguan ini mkan nya sdkit tiap harinya pa brmasalah ke asupan nutrisi nya ga dok??
Pas dtimbang kmrin sih ga turun bb ny dok msih 10.5 kg.
Trmksih dok

Terima kasih mom Sinta.
Untuk bayi yang sedang tumbuh gigi, maka nafsu makannya mungkin berkurang untuk sementara, dan akan kembali setelahnya, jadi jangan khawatir, karena tidak akan mengganggu kenaikan berat badannya. Yang perlu diingat selama masa ini jangan semakin dipaksa makan karena setelah selesai tumbuh gigi bisa justru terlanjur trauma dan tetap tidak mau makan.
Yang penting dipantau kenaikan beratnya agar kita tidak khawatir berlebihan.

Pertanyaan 18
Nola Nurpuspita - 6 bulan 8 hari - Kediri, jatim
Pagi dok, saya mau tanya mengenai kebutuhan gizi bayi setelah MPASI ini karena anak saya masih makan bubur fotrifikasi yg saya ganti2 rasanya setiap hari tapi hanya satu sendok makan bayi saja sekali makan (sehari makan 2-3 kali)  kadang itu pun tidak habis dimakan, apakah gizinya tercukupi? Sudah saya buatkan MPASI 4 kuadran pun tidak dimakan sama sekali dok. Apakah karena awal2 MPASI jd bayi seperti itu dok susah makannya? Dan untuk masalah jadwal pemberian MPASI sudah saya jadwalkan tetapi kadang makannya tidak sesuai jadwal karena bayi saya terkadang jam DBF dan tidurnya masih tidak konsisten jadi saya memberi MPASI menyesuaikan bayi tetapi tidak lebih dari jam yg sudah saya jadwalkan sebelumnya, solusinya gimana ya dok agar makan anak terjadwal sesuai jadwalnya dan tidak melenceng, apakah bertahap saja atau harus di tega tegain ya dok? Terimakasih.

Terima kasih mom Nola.
Memang awal-awal MPASI bayi masih belum familiar sehingga perlu masa adaptasi.
MPASI dapat diencerkan atau dicampur dengan ASI untuk membuat bayi tidak kaget dan lebih mudah beradaptasi.
Yang harus dperhatikan adalah jam pemberian makannya, karena apabila mendekati jam makan bayi disusui maka masih kenyang dan tidak nafsu makan.
Jadwal makan, menyusu, dan tidur harus diatur dan diterapkan secara disiplin untuk membuat pola makan yang baik dan nafsu makannya juga baik.
Yang pasti jangan dipaksa, suasana makan tetap harus menyenangkan, dan dipantau beratnya. Apabila bermasalah, maka konsultasi langsung dengan dokter spesialis anaknya ya.

Pertanyaan 19
Ayuusia 6 bulan koreksi, 8 bulan kronologi Jember
1. Dari materi yg disampaikan bahwa makan seharusnya tidak ada distraksi, kebetulan sy ibu bekerja. Jd anak sy juga diasuh oleh pengasuh dan saat makan diajak jalan-jalan. Yg mau sy tanyakan.
Apa efek samping apabila anak saat makan ada distraksinya?
Apakah bisa berpengaruh ke tumbuh kembangnya?
2. Kdg sy masak dan tinggal siap makan, sy simpan di kulkas, itu tahan berapa hari ya dok?

Terima kasih mom Ayu.
1. Apabila terbiasa makan dengan distraksi, maka pengaruhnya adalah ke ketertarikannya makan. Seiring beranjak besar maka akan bisa lebih pintar menolak makanan, karena sejak awal tidak dibiasakan pola makan yang baik. Makan akhirnya tidak menjadi suatu kebutuhan bagi anak, tapi malah jadi kewajiban, paksaan, atau bahkan sesuatu yang mengganggu aktivitas bermain yang disukainya.
Maka, segera ubah kebiasaan ini sebelum berlarut-larut.
2. Makanan yang sudah jadi, bisa disimpan di kulkas. Yang berbahan sayur bisa tahan 2 hari, yang berbahan daging tahan 1 hari ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharing Session TD23 : SLEEP TRAINING